Thursday, September 10, 2015

Makalah PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI KEEMERDEKAAN INDONESIA


PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI KEEMERDEKAAN INDONESIA

            Latar Belakang
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian dan sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan tua tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.
Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi, menanti yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.
Sekitar pukul 20.00 WIB, rombongan Bung Karno dan Bung Hatta telah kembali ke Jakarta. Mereka tiba dengan selamat. Setibanya di Jakarta, para pemuda sibuk mencari tempat pertemuan yang aman untuk membahas proklamasi. Atas usaha Mr. Achmad Soebardjo, diperolehlah tempat yang aman untuk mengadakan pertemuan yaitu rumah Laksamana Maeda.

            Laksamana Muda Maeda adalah Wakil Komandan Angkatan Laut Jepang. Ia banyak menaruh simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Rumah itu terletak di Jalan Imam Bonjol No. I Jakarta Pusat. Dipilihnya rumah Laksamana Maeda, antara lain agar pembicaraan tentang proklamasi kemerdekaan berjalan aman dari gangguan tentara Jepang. Sejak berita menghilangnya Bung Karno dan Bung Hatta, memang mereka sibuk mencari kedua tokoh bangsa Indonesia tersebut.



        
Di rumah Laksamana Maeda berkumpul tokoh-tokoh pemuda dan beberapa orang anggota PPKI. Sebelum pertemuan dimulai, Bung Karno dan Bung Hatta mendatangi Jenderal Nisyimura. Maksudnya untuk menjajaki sikap dan garis kebijaksanaan Penglima Tentara Jepang terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ternyata, sikapnya tidak menghendaki adanya pengalihan kekuasaan. Berdasarkan kenyataan itu, Bung Karno dan Bung Hatta kemudian memutuskan untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tanpa perlu berhubungan lagi dengan Jepang.
            Kedua  tokoh  bangsa   Indonesia   itu  kembali   menuju   rumah  Laksamana  Maeda.
 Ir.Soekarno segera memimpin perumusan teks proklamasi. Ketika pembahasan naskah proklamasi berlangsung, Laksamana Maeda mengundurkan diri. Ia pergi ke ruang belajarnya di lantai dua. Sementara itu, kepercayaan Jenderal Nisyimura, Miyosi, bersama tiga orang tokoh pemuda, yaitu Soekarni, Soediro, dan B.M. Diah menyaksikan Bung Karno dan Bung Hatta merumuskan naskah proklamasi. Yang lainnya menunggu di serambi depan.

            Teks proklamasi ditulis tangan oleh Ir. Soekarno. Setelah rumusan teks proklamasi selesai dibuat, tepat pukul 04.30 waktu Jepang atau 04.00 WIB, mereka menuju serambi muka menemui tokoh-tokoh lainnya. Ir. Soekarno kemudian membacakan konsep proklamasi. Ia kemudian menyarankan agar semua yang hadir turut serta menandatanginya. Dalam kesempatan itu, Soekarni menyerankan agar yang menandatangi naskah proklamasi itu cukup dua orang atau Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul Soekarni tersebut disetujui oleh yang hadir.
            Setelah dilakukan beberapa perubahan redaksi, Ir. Soekarno meminta Sayoeti Melik untuk mengetik konsep proklamasi itu. Naskah proklamasi yang ditulis Ir. Soekarno setelah diketik Sayoeti Melik, juga mengalami beberapa perubahan. Perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut:

            Ada tiga perubahan redaksi pada naskah proklamasi yang disetujui. Pertama, tempoh diganti dengan tempo. Kedua, wakil bangsa Indonesia diganti dengan atas nama bangsa Indonesia. Ketiga, cara menulis tanggal Djakarta 17-8-05 diganti menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Naskah hasil ketikan Sayoeti Melik kemudian ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.

            Dalam kesempatan itu, dibahas tentang tempat dan pelaksanaan upacara proklamasi kemerdekaan. Soekarni kembali mengusulkan agar pembacaan proklamasi itu dilangsungkan di lapangan IKADA. Namun, Ir. Soekarno menyarankan agar upacara proklamasi kemerdekaan dilakukan di rumah kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Saran Ir. Soekarno tersebut disetujui oleh yang hadir. Kemudian disepakati, bahwa pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, hari Jum’at, tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB.




     1.  PELAKSANAAN   PROKLAMASI   KEMERDEKAAN
17 AGUSTUS 1945

      Pada pukul 05.00 waktu Jawa tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin Indonesia dari golongan tua dan golongan muda keluar dari rumah Laksamana Maeda. Mereka pulang ke rumah masing-masing setelah berhasil merumuskan naskah proklamasi. Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan pada pukul 10.30 waktu Jawa atau pukul 10.00 WIB sekarang. Sebelum pulang Bung Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja di kantor berita dan pers, utamanya B.M. Diah untuk memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia.
Pagi hari itu, rumah Ir. Sukarno dipadati oleh sejumlah massa pemuda yang berbaris dengan tertib. Untuk menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi (Kepala Keamanan Ir. Sukarno) meminta kepada Cudanco Latief Hendraningrat untuk menugaskan anak buahnya berjaga-jaga di sekitar rumah Ir. Sukarno. Sedangkan Wakil Walikota Suwirjo memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk mempersiapkan  pengeras suara. Untuk itu Mr. Wilopo danNyonopranowo pergi ke rumah Gunawan pemilik toko radio Satria di Jl. Salemba Tengah 24, untuk meminjam mikrofon dan pengeras suara.Sudiro yang pada waktu itu juga merangkap sebagai sekretaris Ir. Sukarno memerintahkan kepada S. Suhud (Komandan Pengawal Rumah Ir. Sukarno) untuk menyiapkan tiang bendera. Suhud kemudian mencari sebatang bambu di belakang rumah. Bendera yang akan dikibarkan sudah dipersiapkan oleh Nyonya Fatmawati.
Menjelang pukul 10.30 para pemimpin bangsa Indonesia telah berdatangan ke Jalan Pegangsaan Timur. Diantara mereka nampak Mr. A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara, Sam Ratulangi, K.H. Mas Mansur, Mr. Sartono, M. Tabrani, A.G. Pringgodigdo dan sebagainya. Adapun susunan acara yang telah dipersiapkan adalah sebagai berikut:
Pertama, Pembacaan Proklamasi;
Kedua, Pengibaran Bendera Merah Putih;
Ketiga, Sambutan Walikota Suwirjo dan Muwardi.
Lima menit sebelum acara dimulai, Bung Hatta datang dengan berpakaian putih-putih. Setelah semuanya siap, Latief Hendraningrat memberikan aba-aba kepada seluruh barisan pemuda dan mereka pun kemudian berdiri tegak dengan sikap sempurna. Selanjutnya Latif mempersilahkan kepada Ir. Sukarno dan Moh. Hatta. Dengan suara yang mantap Bung Karno mengucapkan pidato pendahuluan singkat yang dilanjutkan dengan pembacaan teks proklamasi.
Acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. S. Suhudmengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatkannya pada tali dengan bantuan Cudanco Latif Hendraningrat.Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa dikomando para hadirin spontan menyanyikan Indonesia Raya. Acara selanjutnya adalah  sambutan dari Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Berita proklamasi yang sudah meluas di seluruh Jakarta disebarkan ke seluruh Indonesia. Pagi hari itu juga, teks proklamsi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Berita Domei, Waidan B. Palenewen. Segera ia memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz menyiarkan berita itu, masuklah orang Jepang ke ruangan radio. Dengan marah-marah orang Jepang itu memerintahkan agar penyiaran berita itu dihentikan. Tetapi Waidan memerintahkan kepada F. Wuz untuk terus menyiarkannya. Bahkan berita itu kemudian diulang setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran radio itu berhenti. Akibatnya, pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita itu. Dan pada hari Senin tanggal 20 Agustus 1945 pemancar itu disegel dan pegawainya dilarang masuk.
Walaupun demikian para tokoh pemuda tidak kehilangan akal. Mereka membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa orang tehnisi radio, seperti : SukarmanSutamtoSusilahardja dan Suhandar. Sedangkan alat-alat pemancar mereka ambil bagian-demi bagian dari kantor betita Domei, kemudian dibawa ke Jalan Menteng 31. Maka terciptalah pemancar baru di Jalan Menteng 31. Dari sinilah seterusnya berita proklamasi disiarkan.
Selain lewat radio, berita proklamasi juga disiarkan lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Makna Proklamasi bagi Bangsa Indonesia|Makna Kemerdekaan bagi Bangsa
proklamasi kemerdekaan mempunyai dua makna penting, yakni:
a)    Bangsa Indonesia dengan tekad yang bulat dan percaya pada kekuatan sendiri telah menjadi bangsa yang merdeka, bebas dan tekanan dan penjajahan asing yang telah dideritanya sejak lama. Dengan kemerdekaan ini, bangsa Indonesia berhak mengatur sendiri negaranya serta berusaha sekuat tenaga mempertahankannya dan gangguan bangsa asing.
b) Bangsa Indonesia menjadi pelopor bangsa-bangsa di Asia-Afrika untuk memerdekakan diri dari penindasan bangsa Asing. Bangsa Indonesia merupakan bangsa Asia pertama yang merdeka setelah Perang Dunia II usai. Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, tiga hari setelah Perang Dunia II selesai, dilakukan pada saat yang tepat, yaitu ketika terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Hal ini memberi peluang kepada bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya. Hasilnya adalah Proklamasi Kemerdekaan yang menandakan bahwa bangsa Indonesia telah terbebas dan segala bentuk ikatan bangsa-bangsa asing.

Oleh karena itu, proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dijadikan sebagai tonggak pembaruan kehidupan bangsa Indonesia di segala bidang kehidupan. Setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, para pemimpin beserta rakyat Indonesia bersama-sama terus berjuang membenahi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Usaha-usaha yang ditempuh di antaranya mengadakan rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 untuk memilih pemimpin negara yaitu presiden dan wakil presiden, menetapkan fondasi /landasan negara yakni Undang-Undang Dasar 1945, serta membentuk Komite Nasional untuk membantu presiden melaksanakan tugasnya. Langkah ini segera dilakukan agar negara yang baru merdeka ini berdiri dengan kokoh dan diakui dunia internasional.


Selanjutnya, pada tanggal 19 Agustus 1945, Presiden memanggil anggota PPKI dan pemimpin pemuda untuk membicarakan pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), merancang pembentukan 12 Departemen dan menunjuk para menterinya, menentukan pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi.

Kemudian, tanggal 23 Agustus 1945 Presiden mengumumkan terbentuknya 3 badan barn untuk menopang pemerintahan yang baru berdiri, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Komite Nasional Indonesia (KNI) dan Badan Keamanan Rakvat (BKR) diterima kehadirannya oleh rakyat Indonesia dengan gegap gempita karena diyakini badan-badan tersebut dapat berfungsi membantu pemerintah Indonesia untuk membenahi dan menata kehidupan bangsa Indonesia sesuai dengan yang dicita-citakan dalam Undang-Undang Dasar. Akan tetapi, rencana Partai Nasional Indonesia (PNI) menjadi partai tunggal oleh pemerintah mendapat tentangan keras dari kalangan pemimpin bangsa lainnya. Oleh karena itu, pembentukan PNI sebagai partai tunggal dibatalkan.

Lebih jauh lagi, kemerdekaan ini terasa lebih bermakna karena kemerdekaan ini diperoleh melalui usaha sendiri, bukan merupakan hasil pemberian Jepang. Saatnya bagi kita sebagai generasi penerus, untuk memaknai dan mengisi kemerdekaan yang telah dipersembahkan para pejuang sesuai dengan perkembangan zaman.Pembatalan ini diwujudkan dalam Maklumat Pemerintah X yang ditandatangani Wakil Presiden, Moh. Hatta, tanggal 3 November 1945. Sebagai pengganti partai politik itu, dalam maklumat itu disebutkan akan membentuk partai-partai politik di Indonesia sebagai wadah bagi rakyat Indonesia menyalurkan aspirasi politiknya. Hal ini untuk menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menganut paham demokrasi.Demikianlah, Proklamasi Kemerdekaan telah menjadi suatu titik tolak bagi bangsa Indonesia untuk segera bangkit dan membangun mengejar ketertinggalan di berbagai bidang. Dengan kebebasan yang dimilikinya sebagai bangsa yang merdeka tidak diperintah bangsa asing, negara Indonesia mempunyai hak untuk memerintah negerinya sendiri demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya, tanpa campur tangan bangsa asing. Hal ini menunjukkan bangsa Indonesia sudah bisa berdiri sejajar dengan bangsa lainnya yang merdeka.

 demikianlah,terima kasih